Selayang
Pandang Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah cabang
psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman proses mengajar dan belajar
didalam lingkungan pendidikan. William James dan John Dewey adalah perintis
penting dalam psikologi pendidikan, dan juga E.L. Thorndike. Diantara ide
penting dalam psikologi pendidikan yang berasal dari Dewey adalah : anak
sebagai pembelajar aktif, pendidikan untuk semua anak, penekanan pada adaptasi
anak terhadap lingkungannya, dan cita-cita demokratis agar semua anak
mendapatkan pendidikan yang baik. Hanya ada sedikit tokoh dari kelompok etnis
minoritas dan beberapa perempuan diawal sejarah psikologi pendidikan karena
adanya hambatan etnis dan gender. Perkembagan lebih lanjut mencakup munculnya
behaviorisme Skinner pada pertengahan abad ke-20,dan revolusi kognitif pada
1980-an. Pada tahun-tahun belakangan ini, muncul minat yang makin luas terhadap
aspek sosioemosional dari kehidupan anak, termasuk konteks kultural.
Mengajar terkait dengan sains dan
seni. Dari segi sains, informasi dari riset psikologis dapat memberikan ide
yang berharga. Dari segi seni, keahlian dan pengalaman berperan penting untuk
pengajaran yang efektif.
Cara
Mengajar Yang Efektif
Guru juga harus menguasai beragam
perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel.
Hal ini membutuhkan dua hal utama ,yaitu: [1] pengetahuan dan keahlian
professional, dan [2] komitmen dan motivasi.
- Pengetahuan dan Keahlian Profesional
Guru yang
efektif menguasai mata pelajaran, menggunakan strategi mengajar yang efektif,
dan punya keahlian dalam bidang berikut: perencanaan dan penentuan tujuan,
manajemen kelas, motivasi, komunikasi, bekerja dengan kelompok etnis dan
kultural yang berbeda-beda, dan keahlian teknologi.
- Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif juga
membutuhkan komitmen dan motivasi. Ini mencakup sikap yang baik dan penuh
perhatian kepada murid.
Riset
Dalam Psikologi Pendidikan
Pendekatan Riset Ilmiah
Riset ilmiah adalah
riset objektif, sistematis, dan dapat diuji.riset ilmiah mereduksi kemungkinan
bahwa informasi didasarkan pada keyakinan, opini, dan perasaan personal. Riset
ilmiah dilandaskan pada metode ilmiah, sebuah pendekatan yang dapat dipakai
untuk menemukan informasi yang akurat. Pendekatan ini terdiri dari beberapa
langkah: merumuskan masalah, mengumpulkn
data, menarik kesimpulan, serta merivisi kesimpulan, dan teori riset.
Metode Riset
Ada tiga metode dasar
yang dipakai untuk mengumpulkan informasi dalam psikologi pendidikan, yaitu:
deskriptif, korelasional, dan eksperimental. Metode deskriptif mencakup
observasi, wawancara, kuesioner, tes standart, studi etnografik, dan studi
kasus. Dalam studi korelasional, tujuannya adalah mendeskripsikan kekuatan
hubungan antara dua atau lebih kejadian atau karakteristik. Riset eksperimental
adalah satu-satunya jenis riset yang dapat megungkapkan sebab-sebab perilaku.
Melakukan sebuah eksperimen melibatkan pengkajian pengaruh
setidaknya satu variable independent (factor eksperimental, berpengaruh, dan
dimanipulasi) terhadap satu atau lebih variable dependent (factor yang diukur).
Eksperimen melibatkan penetapan acak terhadap partisipan kesatu atau lebih kelompok eksperimental dan satu
atau lebh kelompok control. Riset cross-sectional melibatkan pengkajian kelompo
orang pada satu waktu. Riset longitudinal adalah mempelajari orang yang sama
dalam kurun waktu yang tertentu.
Riset
Evaluasi Program, Riset Aksi, dan Guru sebagai Periset
Dalam hal ini sering dipakai riset
evaluasi program, riset aksi, dan guru sebagai periset. Riset evaluasi program
adalah riset yang di desain untuk membuat keputusan tentang efektivitas program
tertentu. Riset aksi dipakai untuk memecahkan problem social atau problem di
kelas tertentu, meningkatkan strategi pengajaran, atau membuat keputusan
tentang lokasi spesifik. Guru sebagai periset melakukan studi kelas untuk
memperbaiki praktik pendidikannya.
Tantangan
Riset
Riset di bidang psikologi pendidikan
menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu dari tantangan itu adalah bagaimana
cara mendapatkan pengetahuan itu sendiri. Tantangan lainnya adalah soal efek
dari riset terhadap partisipan dan bagaimana memahami secara lebih baik
informasi yang berasal dari studi-studi riset.
Periset psikologi pendidikan
mengakui bahwa sejumlah masalah etika harus dipertimbangkan saat melakukan
riset. Kepentingan partisipan harus selalu diutamakan. Setiap usaha harus
memerhatikan kesetaraan lelaki dan perempuan. Di masa lalu, riset sering kali
mengandung bias gender yang merugikan perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar